Bubur Sumsum Gula Aren
Kejadian ini terjadi tepat dua minggu setelah aku melahirkan (akhir November 2010) dan harus mulai masuk kuliah. Aku belum boleh naik kendaraan pribadi, bolehnya dianter atau naik angkot, karena proses melahirkannya tidak normal. Aku naik angkot, karena tidak ada yang nganter. Awalnya adalah suatu penyiksaan, karena disamping hari sangat terik, perutku masih terasa cenat cenut (SM#SH banget deh), namun aku mencoba me- reappraisal kondisi tersebut, supaya emosiku tetap baik. Belum juga berhasil, naiklah dua orang ibu-ibu, dengan logat aneh (karena aku gak ngerti bahasanya) dan suara mereka keras sekali, ngobrol dengan santainya. Polusi untuk telingaku, sudah keras, gak tahu maknanya lagi. Aduh... aku mulai jengkel.. (gak lucu soalnya). Bla... bla... bli... blu... (bahasa jawanya 'entek amek, kurang golek', maksudnya kalau topik pembicaraan habis, ya tidak ada istilah kurang bahan untuk dibicarakan). Berlanjut dan berlanjut, keras, ketawa ngakak, dan paling menjen...